KAMPUS VS jalanan

sebuah inspirasi setelah membaca buku "Belajar Goblok dari Bob Sadino" ditulis oleh Dodi Mawardi
.......
Annyeonghasseyo...
Kadang gak ngerti juga sama pemahaman orang yang berhaluan dengan kita. Banyak istilah yang keluar tetapi jauh dari status dirinya sebagai manusia bermoral. Hmm... itu sedikit ungkapan hati saat ini ketika diriku ini sepenuhnya lemah akan pendapat yang sangat memojokkan suasana.
Okeh, kali ini juga aku akan mengaitkan beberapa bahan bacaan yang pernah aku baca, bacaan yang sangat fenomenal bahkan menyinggung sistem pendidikan kampus yang "basi". Ini juga tak  lepas dari ungkapan hati diatas mengenai segelintir maha(siswa) yang menjunjung tinggi IP dan menginjak-injak moral.

Kampus VS Jalanan
Yap, judulnya sih mengingatkan aku akan film bioskop beberapa bulan yang lalu. Pasti tau ya kan. Batman VS Superman....
Selama ini, kampus identik dengan gedung besar, dosen yang berwibawa dan pelajar-pelajar SMA yang sudah tamat dan menyandang gelar Maha secara virtual. Kampus juga sering dikonotasikan negatif selain aspek positif sebagai tempat belajar, "ayam kampus", yap kita sudah pasti tahu fenomena ini. Aku gak akan bahas ayam kampus disini karena belum sepenuhnya paham tentang itu, tetapi sudah lama sih ingin melihat dan merangkul mereka. Jangan ada pikiran kotor ya..maksud aku merangkul mereka menjadi pribadi yang lepas dari jeratan industri maksiat itu.
Kampus...... disinilah banyak teori dipertontonkan dan diilhami menjadi dasar mahasiswanya kuliah. Teori dipersepsikan sebagai kampus dan masyarakat sebagai jalanan. Kampus mengajarkan kita untuk tahu dan jalanan mengajarkan kita untuk bisa. Hmmm sebuah aktivitas yang saling melengkapi.
Antara kampus dan jalanan terjadi proses bolak-balik (silang), seperti sebuah lagu KPOP yang akan terus didendangkan oleh penyanyinya. Lantas apa yang sebenarnya terjadi? Setelah lulus dan menjadi sarjana, orang yang belajar tahu itu kemudian menjadi dosen, meningkat menjadi dekan, dan akhirnya setelah menunggu bertahun-tahun sampai abang toyib pulang, kampus mengangkatnya menjadi rektor. That's it!!!.
Kampus adalah sebuah tempat dimana setiap mahasiswa didalamnya mendapatkan teori dan informasi yang telah di-cagar alam-kan. Informasi itu sendiri adalah suatu sejarah yang telah terjadi beberapa saat lalu, minggu lalu, bulan lalu atau bahkan beberapa tahun lalu. Dan kalau saja informasi itu dianalogikan sebagai makanan tentu itu sudah usang dan basi. Informasi adalah makanan yang busuk. Otak hanya diisi dengan makanan busuk atau sampah. Istilah kampus dan akademis seolah menegaskan bahwa tidak ada lagi alternatif selain yang dikatakan sebagai rumusan ilmiah. Apa itu ilmiah? Adalah segala hal yang pernah terjadi dan tercatat kemudian diklasifikasi metodenya dan lainnya sehingga menjadi buku standar dan dibaca banyak orang. Dan apakah hanya itu titik awal dari sebuah jalan yang dikatakan munuju sukses?
Jika berbicara tentang pendidikan, they're must be very wrong with the system. Bagaikan sebuah fenomena, orang beramai-ramai masuk kampus. Masuk kampus rata-rata disuruh orang tua atau ikut-ikut melihat teman masuk kampus juga, dan tidak tahu harus  'ngapain'? Terlalu situasional. Jarang sekali mahasiswa dapat menjawab masuk kampus ingin menjadi apa selain memang untuk menjadi sarjana.
Inilah titik berat, setelah keluar dari kampus belum tentu mereka mengerti mau dibawa kemana hubungan kita, jika kau terus menunda-nunda blalalalalal. . .Hahaha teringat nyayiannya Armada.
belum tentu mereka tahu persis apa langkah mereka selanjutnya. Ckckckc
Dijalanan, ada begitu banyak sarana pendidikan kejuruan, salah satunya belajar melalui majalah. Siapa bilang orang jalanan tidak belajar? Semua orang pada intinya belajar. Jadi bisa ditarik kesimpulan, keuntungan orang-orang yang ada di tingkat masyarakat (jalanan) dapat belajar dari lingkungan yang tidak dibatasi seperti dunia teori (kampus). Orang yang belajar bisa sudah pasti 'tahu'. Sebaliknya, orang yang tahu belum tentu bisa (praktek)....

#salamproses

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal-Usul ...

TAMPI BERAS (Oneul Mohae)