Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

TAMPI BERAS (Oneul Mohae)

Gambar
Dalam perkembangan alam yang semakin rusak dan polusi yang meningkat, oknum manusia semakin membuat benteng untuk perlindungannya nanti ketika tiba saatnya bumi dilanda kehancuran. Benteng ini telah lahir dalam bentuk teknologi mapan, pemikiran yang terlalu rasional dan mimpi akan kehidupan yang layak di Mars atau planet lain. Manusia tak bisa lepas dari cita-cita yang harus ia wujudkan, baik itu cita-cita menjadi penguasa, asisten penguasa atau pesuruh penguasa. Penguasa disini adalah mereka yang kelak akan menguasai orang lain atau hal yang bisa jadi andalannya kedepan. Tak bisa dipungkiri, manusia akan melakukan semuanya untuk mencapai cita-cita itu dan itu berdampak pada orang lain yang belum memiliki cita-cita seperti itu. sumber: http://www.flickriver.com/places/Philippines/Central+Visayas/Tampi/ Tulisan kali ini ingin membahas sesuatu yang beda, ketika orang lain memikirkan kemajuan, aku ingin memikirkan salah satu akibat negatif kemajuan itu dan mengangkat itu seb

Produk Demokrasi: Bigo Live atau Bego Life

Gambar
Sebuah cerita lah ini ya kan, kenapa aku membuat judul tulisan diatas agak norak dan terlihat bodoh. Awal perjalanan sebagai pemakai smartphone, aku diperkenalkan pada banyak aplikasi hiburan yang sangat membantu proses peremajaan diri, diantaranya: BBM, Line, Twitter, Instagram, Path, dll. Semua itu adalah wujud lahirnya kebebasan berpendapat yang tertuang dalam demokrasi dan di semayamkan pada pembuatan aplikasi hiburan tadi sebagai arena pertunjukkan diri. Disini terlihat adanya unsur pemaksaan, dimana masyarakat dengan tanpa terkecuali, miskin kaya harus bisa mencicipi kenikmatan hasil demokrasi ini, dengan mengeluarkan kocekan  gulungan dompet dan mendapatkan apa yang sebenarnya tidak ia butuhkan. Hanya karena dirasa sebagai pemuas keinginan, bukan karena butuh itu sendiri,  masyarakat harus rela mengorbankan diri pada produk-produk itu. Bukan mencoba mengambil posisi sebagai orang ‘kiri’, istilahnya bentuk-bentuk demorasi itu sudah menjadi masalah dalam negeri dalam hal pen