Tradisional tapi Modern

Kebiasaan-kebiasaan orang Jepang
Nah kali ini aku mo posting tentang negara idaman ku. Hmmm, ga brarti aku gak suka Endonesia tempat aku lahir ya, cuman, ini masalah hati. Wkkkkk, lu kira pacaran.
Udah lama sih aku mo posting tentang hal-hal yang aku sukai, sejak aku bergerak nulis2 di blog ini, tapi baru kesampean sekarang. Posting ini hanya salah satu hal yang aku sukai di hidup ini, mungkin akan muncul postingan lainnya.
Okeh bro and sist.. . .check it . .
 
Saling menghormati dengan membungkuk adalah ciri khas matahari terbit
1.Kebiasaan, masuk rumah
Kebiasaan masuk rumah, orang jepang biasanya ya mengatakan ‘Tadaima’ (pasti kamu2 semua sering denger pas nonton Film2 jepang) kemudian membuka sepatu atau alas kaki di Genkan (istilah teras sebelum masuk ruang utama). Orang jepang biasanya langsung membalikkan sepatu dengan ujung sepatu mengarah ke arah pintu begitu naik ke Genkan (biar kalo mau pergi, bisa mudah makeknya)
2.Kebiasaan saat makan
Makanan Jepang dikenal dengan istilah washoku atau Nihon shoku dan biasanya lebih menitikberatkan pada cita rasa alami dari sebuah makanan dan keindahan ketika menghidangkannya merupakan salah satu ciri khas makanan Jepang. Sehingga ada istilah ‘me de taberu’ (makan dengan mata). Ini punya arti bahwa penyajian makanan di Jepang sangat indah dan menarik smpai-sampai sayang untuk dimakan. Hahaha.
Di rumah keluarga Jepang, setiap anggota keluarga memiliki mangkuk nasi dan sumpit sendiri, dan tidak saling dipertukarkan dengan milik anggota keluarga yang lain. Chawan (mangkuk) untuk ayah biasanya lebih besar daripada anggota keluarga lainnya. Sumpit yang dipakai bisa berupa sumpit kayu, sumpit bambu, ato sumpit sekali pakai. Dan cara nyimpan sumpitpun diletakkan dengan bagian pegangan mengarah ke sebelah kanan.
Berikut ini macam-macam sumpit dan kegunaannya.
1.      Nuribasi : Sumpityang digunakan untuk makan sehari-hari
2.      ToriBbashi : Sumpit yang digunakan untuk mengambil makanan di piring yang sudah disajikan
3.      Waribashi : Sumpit yang mudah dibuang dan biasanya digunakan oleh tamu atau yang digunakan di restoran.
4.      Saibashi : Sumpit panjang untuk memasak
5.      Iwaibashi : Sumpit yang digunakan ketika ada perayaan. Bentuk sumpit ini berbeda dengan sumpit kebanyakan karena ujung kedua2nya runcing.
Di setiap daerah atau negara sekalipun pasti memiliki etiket makan yang kadang berbeda, tak terkecuali Jepang. Berikut ini beberapa etiket makan orang Jepang yang perlu diperhatikan diantaranya :
1.      Pada saat makan mangkuk nasi diangkat. Merupakan hal yang tidak baik di Jepang apabila makan nasi tanpa mengangkat mangkuk tersebut dari atas meja hanya dengan mendekatkan muka ke mangkuk nasi. (ini artinya, Jepang sangat menghormati apa yang menjadi energi mereka setiap hari . . .waahhhh)
2.      Sumpit tidak boleh ditancapkan diatas nasi, karena posisi seperti itu merupakan sesaji orang Jepang untuk leluhur mereka atau dewa mereka.
3.      Memberikan makanan dengan sumpit kepada orang lain kemudia orang tersebut menerimanya dengan mengambilnya lagi dengan sumpit (Hashiwatashi istilahnya)
4.      Tidak boleh menjilati sumpit (Neburibashi)
5.      Tidak boleh menusuk makanan seperti kentang dan sebagainya dengan sumpit (Tsukibashi)
6.      Tidak boleh memutar-mutar diatas piring untuk memilih makanan dengan sumpit (Mayoibasi)
7.      Tidak boleh memasukkan makanan sampai penuh ke mulut dengan sumpit (Komibashi)
8.      Tidak boleh mencicipi sesuatu di piring dengan sumpit (saguribashi)
9.      Tidak boleh menghisap sup dari sumpit (Namida  Bashi)
10.  Tidak boleh menggerakkan piring ke dekat Anda dengan sumpit (Yosebashi)
3.Kebiasaan ketika mandi
Pada umumnya orang Jepang mandi pada malam hari dengan berendam di ofuro(bak mandi ala Jepang), sedangkan pada pagi hari orang Jepang hanya cuci muka saja. Hal ini berbeda dengan kebiasaan orang Indonesia yang mandi di pagi hari. Bagi orang Jepang mandi bukan sekadar mandi , tetapi merupakan salah satu relaksasi melepas lelah setelah seharian melakukan aktivitas.
Biasanya sebelum masuk ofuro orang Jepang membersihkan badan terlebih dahulu dan setelah itu baru masuk dan berendam di ofuro. Kebiasaan seperti itu, tidak hanya ketika masuk ofuro, teatpi ketika mandi di pemandian umum (sentou) ataupun onsen ( pemandian air panas).
4.Kebiasaan ketika akan tidur
Ruang kamar tidur di Jepang ada yang bergaya barat dengan menggunakan beddo atau tempat tidur dan yang bergaya Jepang dengan menggunakan futon (kasur lipat). Kamar tidur yang bergaya Jepang biasanya kosong dan untuk perlengkapan tidur semuanya tersimpan didalam oshiire (lemari khusus). Orang Jepang akan menggelar futon pada waktu dia akan tidur dn melipatnya begitu bangun tidur.
5.Ketika membuang sampah
Membuang sampah merupakan hal yang paling merepotkan bagi orang asing karena sebelum dibuang sampah harus dipilah-pilah dulu berdasarkan kategorinya yang telah ditentukan oleh pemerintah kota masing-masing. Misalnya sampah organik (moeru gomi), sampah anorganik (moenai Gomi, sampah plastik, botol, kaleng,elektronik, buku atau korang dan sebagainya. Tidak hanya itu saja, jadwal pembuangan sampah untuk tiap jenisnya pun sudah ditetapkan dan tidak boleh membuang sampah diluar jadwalnya.
Sampahpun harus dimasukkan ke dalam kantong plastik yang biasanya dibedakan warnanya untuk tiap jenisnya kecuali untuk koran , kardus dan buku. Koran dan lain2 harus ditumpuk dan diikat dengan tali tidak boleh digeletakkan begitu saja. Tidak nya itu dibeberapa daerah, dibagian depan plastik harus ditulis nama dan alamat si pembuang sampah sehingga apabila isi sampah  tidak sesuai dengan ketetapan yag berlaku, maka sampah akan dikembalikan.
Hmmm, ribet juga ya bicarakan Budaya Jepang, mereka sangat menghargai sesuatu yang detail dan indah. Tapi itu lah yang membuat negara ini keren, dikenal dan dijadikan ikon budaya tradisional yang modern. Bertolak dari situ, berharap banget Indonesia bisa seperti itu. Ya, aku sadar diri juga bahwa aku harus berpartisipasi untuk negara ini.
Semoga Indonesiaku lebih baik lagi. And last, Ganbarimasu !!!!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana jika...

“Pro Ecclesia Et Patria” dan “Rahmatan Lil Allamin”

Mendekati Cita